Cerita Untuk Mu.....

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
Posted by Unknown April- 29- undefined 5 komentar

Hari panas menjelang sore, emm, sekarang sekitar jam 2 an waktu indonesia bagian Barat. Hah Cuy, hari ini aku baru saja menyelesaikan tugas-tugas ku tiap harinya yaitu kuliah dan kuliah, alias baru palang kuliah, sekarang ini aku ada dikost.


Memang hari ini panas sekali Cuy cuaca di Jogja, mungkin panasnya sama seperti panasnya api cinta yang membara, hohoo, begitulah kiasannya karana panas hari ini terasa menyesak sampai ke dada.


Huh, baiklah mungkin sedikit minum air es akan membantu meredakan rasa dahagaku, lalu ku buka kulkas yang ada di depan kamar kost ku niatnya sih untuk mencari sedikit air supaya rasa dahagaku hilang, aduh bener-bener sial cuy, ternyata di kulkas sama sekali tidak ada air minum, semuanya kosong, bahkan tidak ada satu pun yang bisa aku gunakan untuk melepas dahagaku ini.


Oh ya, tenang saja cuy, kan aku masih mempunyai tetangga kost, siapa lagi dia, kalau bukan si Tello sahabat karibku. Tapi ada gak ya dia di kamarnya, oke deh tak cek dulu, wah ternyata dia ada di kamar.

“Lo, Tello, aku njaluk ombemu yo?” (Lo, Tello, aku minta air minummu ya?). Tidak ada sautan darinya, tumben kupikir, kok dia jadi pendiam seperti itu.


Dari pada banyak ngomong mending aku lihat aja dia sedang apa di dalam kamarnya. Astaga, tau gak cuy apa yang terjadi dengan si Tello, dia rupanya sedang menangis, ya ampun. 


Ah palingan dia nangis karna gak punya duit, atau biasanya belum bayar uang semesteran, dan kalau dua hal itu sedang dialaminya biasanya sih memang dia jadi pemdiam seperti ini. Tapi kok ya tumben, pakek acara nangis-nangis segala. Aku jadi penasaran !.

“woy, lo kenopo kon?, ora nduwe duet tah, atau durung mbayar semesteran?” (woy, lo kenapa kamu?, gak punya duit ya, atau belum membeyar semesteran?). Tello tetap saja diam.

“Lo, kenopo kon?” (Lo, kenapa kamu?). Tanyaku  sekali lagi.


Sretttt, tiba-tiba ia, menjerit, seperti suara pluit satpam, ataupun  si tukang parkir di jalanan, sehingga membuat telingaku serasa berdenging, “nging… gitu bunyinya”, heee.

Lalu ia ngomel dalam teriakannya itu, begini cuy omelannya:
“Gak, Popo !!!” (gak, kenapa-napa). Menjawab pertanyaanku tadi.

“lah Lo, kok ngeno koe, ora biosone koe koyok ngene?” (lah Lo, kok gitu kamu, gak biasanya kamu kayak gini?). Tanyaku Kembali kepadanya.


Sontak dia malah menangis kencang.
“Hiiiii…. Hiiiiii…. Hiiiiii” tangisan Tello.
“yah-yah-yah, ya ampun Lo, Kenopo to koe ki?” (yah-yah-yah, ya ampun Lo, kenapa sih kamu ini). Aku semakin penasaran dibuatnya.


Sambil menarik Nafas, lalu ia mengarahkan kepalanya ke hadapanku, sambil berbicara dengan suara membentak.

“AKU DI TOLAK CEWEK”, Kemudian Ia menangis Kembali.


Mendengar hal itu, akupun langsung tertawa ceki-kian, huhaaaaa, sampai sakit rasanya perutku menahan tawa ini, lalu kembali lagi aku meminta penjelasan tentang perkataannya itu.

“tenanne koe ditolak cewek?” (beneran kamu ditolak cewek?) sambil terus aku tertawa.

“asem koe, aku iki lagi sedih, kok yo malah di guyu” (asem kamu itu, aku ini lagi sedih, kok malah di ketawain). Tegas Tello.

“yo lucu ae kon iku, iso juga ternyata kon seneng karo wedoaan? Bahkan wani nembak cewek meneh, tapi akhir e di tolak juga, haaa, tak kira kon iku maho sejati o, haaaaa” (ya lucu aja kamu tuh, bisa juga ternyata kamu suka sama perempuan?, bahkan berani nembak cewek lagi, tapi akhirnya di tolak juga, haaa, tak kira kamu itu maho sejati o, huhaaaa). Candaku padanya.

“Matamu soe, aku iki tenannan soe” (Matamu soe aku ini benaran soe). Tegasnya kepadaku.

“oke-oke, terus saiki piye?” tanyaku kepadanya.


Sejenak ia terdiam, mungkin sekitar ½ menit gitu, lalu ia kembali berbicara, dengan kata-kata yang sedikit puitis.

“No Monney, No Women, No women, No Cray” setelah kata-kata itu, lalu ia menangis kembali, tapi sebaliknya aku yang tertawa terbahak-bahak. Haaaaa

“yah, begitulah wanita Lo, mungkin kamu salah memilih punjaan hatimu itu” jelas ku padanya.

“maksud e opo Soe, koe ngomong ngono?!” (maksudnya apa Soe, kamu ngomong seperti itu?!). dengan ekspresi agak marah.

“hohoo, ojo nesu sek to, nyantai ae pak, ngene lo Lo, (hoho, jangan marah dulu, nyantai saja pak, gini lo Lo) cinta itu memang pahit, apabila engkau makan bersama kulit-kulitnya, maka dari itu kupaslah terlebih dahulu kulit cinta itu, agar engkau bisa menikmatai rasa cinta yang sesungguhnya, heeee”.  

“Alah sok puitis kon iku!” (alah sok puitis kamu itu!). kata Tello

“loh-loh, gak percoyo kon iku, aku iki wes berpengalaman, duduk koyok kon iku. Ngerti ora koe, angger setiap minggu iki aku selalu menyimak kata-kata e pak Mario Teguh, ono siji kata-kata e seng paling apik, rungok no yo? (loh-loh, gak percaya kamu itu, aku ini sudah berpengalaman, bukan seperti kamu itu. Tau gak kamu, kalau setiap hari minggu tu aku sesalau menyimak kata-katanya pak Mario Teguh, ada satu Kata-katanya yang paling bagus, dengarkan ya?) 
Cinta itu adalah untuk saling menghormati, jadi kalau cinta tidak dapat salaing menghormati, itu bukan jodoh cintamu. Hohoo, keren to?” (hohoo, keren kan?)

“lambemu kuwi, orep iku tak segampang congore Mario Teguh, memang apo seng dikatak ne karo de’e iku apik, tapi koe kudu ngerti juga nak takdir iku wes dewe-dewe, tergantung seko usahane ae” (bibir mu itu, hidup itu tak segampang mulutnya Mario Teguh, memang apa yang dikatakan oleh nya itu bagus, tapi kamu harus ngerti juga kalau takdir itu sudah sendiri-sendiri, tergantung dari usahanya aj). Tepis Tello terhadap kata-kata Pak Mario.

“Lah terus opo menurutmu cinta iku?” (lah terus apa menurutmu cinta itu). Tanyaku kepanya.

“cinta itu adalah sesuatu yang abstrak, baik rasa, warna, bentuk, dan lain sebagainya, cinta itu kadang bisa membuat kita bahagia, namun tak jarang pula cinta dapat membuat kita merasa sedih, koyok aku saiki, ikulah cinta. (kayak aku sekarang, itulah cinta). Penjelasan soal cinta dari Tello.

“hohoo, hebat juga kon Lo, tak kiro gak iso jatuh cinta kon iku, wong senenge ae karo lanangan og !, heeee” (hooo, hebat juga kon Lo, ku kira gak bisa jatuh cinta kamu tuh, orang sukanya aja sama laki-laki kok  !, hee). Candaku kepadanya.

“asem, bagaimanapun bentuknya, setiap manusia itu memiliki hasrat untuk memberi dan menerima cinta, tak terkecuali seorang homo sekalipun, heeee”. Sambil ia tertawa kecil.

“yo wis saiki kon nyantai ae, isek akeh og cewek-cewek seng ora matrek koyok pujaan hatimu kuwi, heee” (ya sudah sekarang nyatai saja, masih banyak kok cewek-cewek yang gak matrek seperti pujaan hatimu itu, hee). Nasehatku kepadanya.

“oke soe, koe iki memang my best friend sejati, Thank you yoo.” 
Emm, baguslah sekarang Tello sudah terlihat cerah kembali, seperti tello yang biasanya.

“oke bro, aku akan selalu mendukungmu.” Kataku kepadanya, dan dia pun kini terus tersenyum.



Setelah pembicayaan panjang lebar tentang cinta bersama Tello tadi, tiba-tiba henponku bergetar-getar, oh ternyata ada SMS. Emm kupikir.
What, kalian tau apa isi SMS nya, bacalah dengan seksama:

(“Soe alias Soelaiman bin Umar, Maaf aku tidak bisa menerima cintamu, karena aku sudah mendapatkan cowok yang lebih pantas untuk mendampingiku, dan memberikan apa yang aku inginkan, tidak seperti kamu, SELAMAT TINGGAL, Titik !!!”)


Jederrrr, serasara disambar petir hatiku kini, ini adalah SMS dari Linda cewek yang sebulan lalu aku tembak, dan ia menyuruh aku untuk menunggu jawaban cinta darinya. Tetapi jawabannya ternyata adalah “Maaf anda belum memenuhi syarat” mungkin itulah kiasan kata yang tepat untuk menggambarkan jawaban linda terhadap cintaku.

“haa………………, iiiiiiiiii,……..”. Aku langsung menjerit dan sekarang aku yang berganti menangis, bahkan ini terjadi dihadapan Tello.

“ini tidak adil.” Jeritku…
 “No money, No women….” Ini kata-kata yang keluar dari mulutku saat aku menangis sekarang.


 Tiba-tiba, huhaaaaa, huhaaaaa, huhaaaaaa, si Tello tertawa sangat kerasnya.

“Rasakno…, haaaaa, makannya jangan coba-coba untuk bermain cinta kalau kita belum banyak money, apa lagi yang tidak punya.” Dia terus tertawa.


Satu kata untuk hari ini, yang itu diucapkan oleh kami berdua, tetapi dengan ekspresi yang berbeda “ NASIB KITA SAMA BROO !!!”


By: Muhammad Sholihin, Sebuah Fiksi. 
        *Nantikan cerita-cerita Soe yang lainya: Soe (Soelaiman bin Umar)



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

5 Responses so far.

  1. Iki wes tak komen mas..

    Puas? Puas?

    hahahahaha... :D

  2. Unknown says:

    mas we kok iso bahasa suroboyo nan rek?
    jan arek iki. hahahaa

    mas tanya dong tanya.
    MATREK arti dalam bhsa indonesia apa ya?

  3. Unknown says:

    Tetangga kamar ku orang suroboyo, jadi aku ikut2an. heee

    Matrek itu, orang yang gk punya duit..... heee, jd sring minta2 ke orang gitu.....

  4. Ning says:

    rasa ne isih kaku in...
    misal,sak ngertiku, biasa ne, wong suroboyo nek takon "kamu kenapa ?" bahasane "lapo kon ?" bukan "kenopo kon iku ?" hehehe

    sama satu lagi yang kurang dari obrolan berbahasa jawa timuran atau suruboyo-nan --> Pisuhan !!! hahaha jangan tanggung2...

  5. Unknown says:

    wah2 kmu itu ternyta gk teliti ning, dalam cerita ini si tello dan si soe itu mahasiswa UGm nah artinya mereka tinggal di jogja, ya klw boleh dikatakan sudah campuran bahasa gitu deh..

    lebih baik kmu baca cerita yg sebelum ini deh, biar jelas, si soe itu aslinya mana, dan si tello itu juga asli mana.

Leave a Reply